Jumat, 16 Maret 2012

PSIKOLOGIS CALON AYAH

Trimester I 1. Setelah mengetahui istrinya hamil, ia akan memberi tahu teman-teman dan relasinya kabar gembira tersebut. 2. Sering bingung terhadap perubahan perasaan istrinya, termasuk perubahan tubuhnya. Ia memperhatikan kebutuhan istrinya yang mudah lelah dan menurunnya keinginan hubungan seksual istrinya. 3. Saat ini, anaknya adalah bayi yang ”potensial”. Ayah sering dibayangkan berinteraksi dengan anaknya yang dibayangkan berumur 5 atau 6 tahun, walaupun kehamilan istrinya belum kelihatan (Jordan, 1990). Trimester II 1. Peran ayah pada saat ini masih samar-samar, tetapi keterbatasannya meningkat dengan melihat dan merasakan gerakan fetus. 2. Ayah menjadi lebih nyaman dengan peran barunya. Dengan melihat anaknya pada USG adalah pengalaman yang penting dalam menerima kenyataan istrinya hamil. 3. Seorang ayah ingin meniru atau membuang perilaku sebagai ayah sesuai keinginannya. Bisa juga timbul konflik pda pasangan tentang bagaimana menjadi ayah. Dalam peran ayah sebagai pencari nafkah yang oleh istrinya ditambah dengan terlibat secara aktif dalam mempersiapkan perawatan anak, maka stresnya akan meningkat. Untuk itu perlu persetujuan bersama pembagian peran (Diemer, 1997). Di satu sisi ibu ingin dominan, di sisi lain ayah ingin lebih banyak menghabiskan waktunya bekerja, melakukan hobinya atau dengan teman-temannya. Trimester III Bila pasangan mampu berkomunikasi dengan baik trimester III ini adalah waktu yang khusus dengan gambaran yang jelas tentang perannya, dan mempersiapkan bersama kondisi ke depan. 1. Terlibat dalam kelas bersama, pendidikan kesehatan tentang melahirkan. 2. Persiapan yang nyata untuk kelahiran bayi. 3. Perannya menjadi jelas. 4. Timbul rasa takut. 5. Timbul pertanyaan, menjadi orang tua seperti apa. 6. Dapatkah ia membantu istrinya melahirkan. 7. Apakah mereka akan mempunyai bayi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar